Terkadang kita harus tau kapan langkah akan terhenti dan kapan waktu menyuruh untuk pergi kira-kira begitu kata-kata yang tersirat dalam benak senja seorang laki-laki sederhana yang suka berpetualang ke pelosok negeri. Saat sedang duduk di coffe shop pikirannya mengawang Kembali ke masa lalu di tahun 2013 saat senja masih duduk di bangku kelas 1 sekolah menengah atas, kehidupannya berjalan seperti anak SMA pada umumnya, pergi sekolah,pulang,pacaran,sekolah lagi. Hingga pada pagi itu dikantin saat pandangannya tertuju pada seorang gadis yang menarik perhatiannya, melodi namanya gadis yang energik sekaligus pemarah, bahkan para pria di kelasnya enggan menggoda melodi bukan karna galak tapi lebih ke pada perasaan takut di banting mengingat melodi memliki sabuk hitam karate, raut mata senja tampak berbeda saat melodi berjalan melewatinya badannya seakan susah di gerakan, senja pun hanya bisa mematung tanpa bisa berkenalan. Sepanjang jam pelajaran senja hanya bisa mengingat hal menyedihkan itu membiarkan bidadari lepas sebelum berhasil mendapatkan selendangnya “apa aku sedang jatuh cinta” pikir senja sekilas “ah tidak mungkin aku sudah punya ratih” senja memang telah berpasangan selama beberapa bulan dengan ratih gadis yang di kenalkan oleh seorang teman.

Bel pelajaran berbunyi senja dan fajar berjalan mengambil motornya yang terparkir rapi fajar adalah sehabat baiknya mereka selalu berboncengan ke sekolah sampai susah di bedakan antara teman dan pasangan, saat berangkat pulang senja melihat melodi yang sedang kebingungan di pinggir jalan senja mengahampiri melodi dan bertanya
‘ada masalah dengan motornya ?’
Melodi sejenak diam, memperhatikan senja dari bawah sampai atas,seakan bingung ada orang sok kenal tiba2 mendatanginya ‘ban ku bocor’ jawabnya singkat
‘coba kulihat’ senja berlaga seperti montir profesional menutupi modusnya untuk berkenalan, fajar hanya diam duduk di atas motor
‘sepertinya hanya kempes, di kasi angin sedikit juga beres’
‘ohh begitu’ jawab melodi
‘mau aku bantu dorong?’
‘hah dorong ? lalu motormu ?’ melodi sedikit sungkan terlihat dari kerutan di alisnya
‘Tidak apa biar temanku si fajar yang ngikutin dari belakang’
‘hmm iyaa deh’ melodi hanya bisa menerima tawaran senja karna sadar badannya terlalu lemah jika harus mendorong motor terlalu jauh
Di sepanjang jalan senja dan melodi terlihat sangat akrab seakan mereka sudah pernah bertemu di kehidupan sebelumnya, dari yang terlihat jaim jadi mulai terbiasa,berawal dari obrolan kecil berubah menjadi tawa kecil di setiap langkah kaki. mereka berdua berjalan lumayan jauh tapi anehnya tidak ada dari mereka yang mengeluh kelelahan. Hingga sampailah di bengkel
‘sudah sampai nih’
‘makasi yaa, kamu mau langsung pulang ?’ tanya melodi
‘iyaa kebetulan harus ngantar fajar dulu’
‘ohh gitu yaa’
‘boleh minta no hp mu ?’
‘buat apa?’ tanya melodi
‘ yaa nanti seandainya ban mu kempes lagi telpon aku buat nemenin dorong motor’ jawab senja terkekeh
‘oke’ melodi memberikan no telponnya
‘kalo begitu aku pulang duluan yaa, semoga ban motormu kempes lagi’ senja lalu pergi meniggalkan melodi yang tersenyum tipis.

Perkenalan itu menjadi awal mula pertemuan-pertemuan selanjutnya, mereka berdua jadi semakin intens dalam memberi kabar, bahkan sesekali mereka jalan berudua, senja selalu menjadi pendengar yang baik setiap kali melodi menceritakan harinya di sekolah. Melodi sudah tau senja memiliki pasangan tapi entah kenapa dia menerima semua perhatian dan waktu yang di berikan senja seakan melodi memiliki perasaan yang sama. Waktu terus berputar hubungan mereka hanya sebatas pertemanan melodi merasa dirinya hanya digantung tanpa di beri kejelasan soal status, sampai akhirnya melodi lelah dan memutuskan untuk menjauh perlahan. hingga tiba hari ulang tahun melodi semua temannya memberikan selamat tapi orang yang paling ditunggu tidak kunjung datang sampai pada malam itu saat melodi mulai terlelap tidur suara telpon berbunyi dari balik bantalnya dengan mata setengah terbuka dia melihat pesan
‘Hai apa kabar’ kata senja. Seketika melodi bangun dan duduk di atas kasur dengan senyum tipis di bibirnya
‘baik, bagaimana dengan kabarmu?’
‘buruk, aku kesal pintu gerbang kostmu sudah dikunci jam segini’ melodi kaget lalu melihat keluar pintu gerbang terlihat seorang pria sedang berdiri membawa boneka beruang yang seukuran dengannya.
‘apa yang kamu lakukan malam-malam disini? Nanti kalau dilihat ibu kost bisa gawat’
‘aneh, aku hanya memberi hadiah bukan sedang mencuri, bagaimana dengan ban motormu sudah lama tidak kempes lagi’
‘iya aku tidak mau merepotkan pacar orang lagi’ melodi menyindir senja
‘untung hanya pacar bukan suami orang, ini aku beri boneka untukmu aku tau kamu selalu ingin memelukku jadi aku beri ini sebagai penggantinya’
‘itu tidak lucu, tapi makasii yaa’
Tiba-tiba terdengar suara dering telpon, senja melihat hpnya terlihat pesan dari ratih yang dari tadi ternyata terus menelponnya lalu kembali memasukannya ke kantong celana, melodi melihat nama itu, perasaannya berubah sedikit kesal raut wajahnya berubah dingin,
‘kenapa tidak dijawab?’
Senja hanya tersenyum ‘ aku pulang sekarang ya’
‘iyaa terimakasi kadonya’ kata melodi
‘ingat jangan sering di peluk nanti bonekanya jadi kempes’
‘tenang saja aku tidak membutuhkan bantuanmu jika ini kempes’
Senja lalu pulang meninggalkan melodi yang sedang berdiri memeluk boneka, malam itu melodi merasa sangat senang di tengah dinginnya malam ada kehangatan yang di berikan senja bau tubuhnya pun masih melekat di boneka itu, sepanjang malam melodi hanya memeluk boneka yang diberinya nama “beary” itu.

Hari berikutnya senja tidak pernah memberi kabar, pesan darinya tidak lagi terdengar di sekolahpun dia jarang bertemu karna kegiatan yang semakin padat, perlahan perasaan melodi mulai memudar sampai ada seseorang laki-laki yang di kenalkan temannya mendekatinya namanya Arya. Setelah PDKT yang cukup lama akhirnya melodi dan Arya berpacaran,Sore itu melodi baru pulang dari exskul karete dengan wajah tampak kelelahan melodi berjalan menuju kamar kostnya dan langsung membaringkan badannya di kasur dan terlelap hingga dia terbangun suasana sudah mulai gelap ternyata sudah jam 11 malam melodi mengambil hpnya dari bantal terlihat beberapa kali panggilan tidak terjawab dari senja, karna mengira ada hal penting melodi mencoba menelpon senja
‘halo maaf aku baru jawab telponmu’ kata melodi
‘kamu kemana saja?’tanya senja
‘maaf aku ketiduran sehabis pulang latihan karate tadi’
‘aku kira kau pergi berkencan dengan Arya’
‘darimana kamu tahu soal hubunganku?’
‘Aku lihat dari statusmu di sosmed’
‘kamu kepo?’
‘tidak hanya rindu’
‘lalu ada apa menelpon sebanyak itu?’
‘aku hanya mau memastikan ban mu tidak kempes lagi’
‘ohh itu sudah tidak apa-apa sekarang kamu tidak perlu khawatir lagi’
‘sudah sejak kapan kalian jadian?’
Beberapa bulan yang lalu, setelah kamu menghilang tanpa kabar’
‘aku putus’
‘putus? Dengan ratih ?’
‘iya dia pergi dengan pria lain' senja hanya menjawab dengan datar entah sedang menyembunyikan rasa sedih atau memang karna perasaannya sudah hilang dengan ratih
‘Ohh begitu’ melodi juga menjawab singkat karna takut membuat senja semakin mengingatkannya akan kesedihan itu.
‘lalu sekarang ?’
‘Aku sedang tidak menjadi milik siapa-siapa, mungkin aku akan fokus ke hoby menulisku yang sudah lama aku tinggalakan.
belum sempat melodi menjawab senja langsung memotong pembicaraan
 ‘Melodi...’
‘iyaa ?’
“maaf membuatmu lama menunggu’
‘sudahlah itu udah lewat lupakan saja’
‘kamu masih suka denganku ?’
‘Apa aku harus menjawabnya ?, sekarang aku sudah punya pacar aku tidak bisa sembarangan memberi harapan pada seseorang dan seenaknya pergi’, melodi mencoba menyembunyikan perasaan kacaunya dibalik kata-kata acuh itu.
‘hmm baiklah semoga kalian langgeng satu hal lagi aku tidak benar-benar pergi aku hanya menyembunyikan kesedihanku dan memperhatikanmu dari jauh, aku terkejut saat mendengar kamu sudah jadian dengan Arya aku bungung harus senang atau sedih, tapi perasaanku masih tetap sama itu saja.
‘mungkin seharusnya aku dulu mencintaimu dalam diam dimana tidak ada seorangpun yang tau dan tidak ada orang yang akan tersakiti’
‘sudahlah jangan sedih ingat jaga dirimu sesekali cek ban motormu, jangan nangis diatas Beary, itu hadiah bukan tempat menabung kesedihan’
‘baik aku pamit’ kata senja

Telpon terputus, itu menjadi obrolan terkahir mereka di akhir semester waktu itu, tidak ada lagi kabar yang terdengar dari senja setelah kelulusan kata teman-temannya dia memilih kuliah jurusan sastra diluar kota. Bagi melodi senja tetap mejadi laki-laki terkuat yang mampu membawanya terbang setinggi langit lalu membantingnya jatuh ke bumi,seperti namanya senja yang hanya bisa di lihat dari jauh namun tak pernah bisa di genggam.cinta terkadang sebodoh itu datang di waktu yang salah tapi dengan luka yang sempurna.


3 Comments