Aku berhenti bukan karna aku menyerah tapi karna aku sadar apa yang kita ingikan tidak selalu bisa kita dapatkan.


Kilauan matahari yang masuk dari sela-sela jendela memaksa senja membuka mata, dinginnya embun pagi membuatnya kembali menutup muka dengan selimut sampai akhirnya dia tersadar ini sudah pukul 7 pagi, 'sial aku terlambat !!' kata senja meloncat bangun dari tempat tidur, karna kemarin malam harus kerja lembur sampai pagi akibatnya senja lupa menyetel alarm di hpnya.

senja bergegas menuju kamar mandi pagi ini menjadi sangat berantakan coba saja kemarin malam aku tidak pulang belakangan mungkin bukan aku yang harus menyelesaikan semua pekerjaan merepotkan itu. gumam senja sambil menggosok gigi.
Setelah selesai berberes senja menghidupkan motor kesayangannya dan berpamitan dengan sang ibu

"buk aku berangkat kerja dulu" kata senja
"gak mau sarapan dulu?"
"tidak usah nanti saja di kantor"
"iyaa hati-hati, jangan lupa nanti sore kita mau menengok pamanmu sekalian merayakan ulang tahunnya"

Pagi ini sang mentari bersinar dengan cerah, tampaknya banyak orang yang juga sedang terburu-buru begitulah denpasar, kota yang semakin melamban. dalam perjalanan rasa lapar memaksa senja harus menepikan motornya di sebuah minimarket yang tidak jauh dari tempatnya bekerja sebungkus roti dan sebotol air mineral cukup untuk mengganjal perutnya yang sudah meraung-raung dari tadi dilihatnya seorang wanita cantik beridiri di kasir dengan tahi lalat yang menjadi pemanis senyumnya waktu seakan berhenti beberapa detik saat mata mereka saling bertemu

" maaf mas jangan bengong disini nanti gak ada yang belanja" goda wanita itu sambi tersenyum
" ohh iyaa hehe maaf saya sedang mengalami pagi yang berantakan dan sedang terburu-buru jadi nyawanya masih belum terkumpul" jawab senja mengelak
" ohh begitu yaa yasudah ini kembaliannya nanti kalo nyawanya sudah terkumpul jangan lupa belanja lagi disini yaa" jawab wanita itu dengan tawa kecilnya
" emm sepertinya setiap pagi saya akan sarapan disini" jawab senja beranjak pergi meninggalkan wanita misterius itu

Setibanya di kantor senja memarkirkan motor dan bergegas berjalan ke ruangannya 

"Pagi Mas" sapa pak kardi seorang satpam kantor 
"ohh iya pagi juga pak"
"Sampai jam berapa lemburnya kemarin mas ? waktu saya lagi ngecek kantor saya liat mas masih sibuk ngetik di dalam"
" Lumayan pak sampe pagi lah kira-kira, oh iya bapak sudah sarapan ?"
" Kebetulan belum mas maunya nanti pulang kerja beli makan dulu "
" gausah pak ini ada roti sama minumnya buat bapak aja deh saya udah telat gak sempat makan juga" jawab senja sambil menyerahkan bungkusan yang baru di belinya tadi
" wahh beneran buat saya ini mas ? makasii yaa" 
" iyaa pak ngomong-ngomong saya masuk duluan yaa takut dimarahin boss nih"
" iyaa mass silahkan-silahkan sekali lagi makasi yaa"
"Uhh she Up komandan" jawab senja terkekeh

Pagi ini memang terasa menyebalkan tapi senyuman wanita misterius tadi mengembalikan moodku entah ada sihir apa didalamnya rasanya waktu bergerak lambat didekatnya.

"Ehh mas senja udah datang gimana kemarin seru ?" tiba-tiba bayu teman kantornya menepuk punggungnya dari belakang
" sialan aku harus terjebak di tempat ini sampai jam 1 pagi mana telat bangung lagi" jawab senja
" hahaha sudahlah anggap saja itu nasib burukmu"
" jadi boss belum datang yaa ?" 
" belum sepertinya kau beruntung hari ini"
" syukurlah padahal aku sudah mengarang beberapa alasan kalau boss memarahiku"
" simpan saja karanganmu aku mau balik kerja dulu"

      Beginilah rutinitas Senja Putra Naraya seorang pemuda yang baru menyelesaikan kuliah dan bekerja di sebuah kantor advertising di daerah denpasar barat. hal yang menjadi tujuan hidupnya cuma satu suatu saat ingin mempunyai perusahaan sendiri dan bekerja dari sesuatu yang dia cintai. untuk senja berada di dunia kerja itu sungguh berat apalagi dia terjebak di sebuah kantor yang lebih mirip penjara ini. pergi pagi pulang pagi begitu terus yang dia rasakan selama seminggu ini, tubuhnya seakan protes dengan pekerjaan yang semakin hari tidak ada habisnya, waktunya berkumpul dengan kelurganya jadi terbatas. 
      Hari ini semua pekerjaan senja sudah dia selesaikan lebih cepat agar bisa pulang lebih awal untuk merayakan ulang tahun pamannya.

"mas bayu aku pulang duluan yaa "
"ehh udah kelar semua emang ?"
"udah dong mass hari ini aku ada acara penting jadi harus pulang cepat"
"mau ngedate yaa?"
" iyaa mas ngedate sama ibukku hehe" jawab senja terkekeh
"udah yaa aku pergi dulu"
"okee hati-hati"

Saat melewati minimarket tempat wanita misterius itu, senja memelankan motornya mencoba melirik ke arah kasir mencari-cari wanita misterius yang membuat jantungnya berdegup kencang. namun tak tampak sosok yang di carinya "ahh mungkin dia sudah pulang" kata senja dalam hati.

" bukk aku pulang" kata senja menaruh tasnya di meja makan"
"ibu kira kamu masih pulang sejam lagi"
" enggak lah bukk kan tadi pagi senja udah janji"
"yaudah sana ganti bajumu kita berangkat sekarang"
" Yosi mana buk? " yosi adalah adik perempuan senja yang baru berumur 10 tahun
" tuh ada di kamarnya"
"yaudah aku mau siap-siap dulu yaa buk" kata senja sambil mengambil sebuah gorengan yang ada di meja makan
" jangan lama-lama keburu malam nanti"
" siapp"

Hari ini tepat 3th kepergian pamannya karna mengalami kecelakaan, setelah ayahnya meninggalkan ibu dan adiknya bersama wanita lain senja jadi sangat dekat dengan pamannya baginya sosok ayah ada dalam diri pamannya , menurtnya tidak ada yang benar-benar pergi selagi kau masih menyimpan memori kenangan itu di dalam hatimu.

"hei paman selamat ulang tahun yaa, sekarang aku sudah bekerja dan bisa menghidupi keluarga kecilku, semoga paman tenang disana suatu saat nanti aku pasti bisa membuat ibu bahagia, oh iya tadi pagi aku ketemu dengan seorang wanita misterius dia cantik dan sepertinya juga baik, aku harap bisa ketemu dia lagi doakan yaa paman" kata senja di depan makam pamannya sambil menaburi bunga
"Selamat ulang tahun yaa Bang, sekarang senja udah tumbuh besar doakan kami dari sana yaa" kata ibu senja dengan senyum penuh air mata
"udah buk jangan sedih gitu" kata senja memeluk sambil  mengusap air mata yang perlahan membasahi pipi ibunya

yosi hanya diam melihat kakak dan ibunya saling berpelukan
" yos kamu lapar ?" tanya senja yang masih merangkul ibunya
"iyaa kak tadi belum sempat makan" kata yosi mengangguk
"yaudah kita beli makan di depan sana yukk, ibuk mau ikut ?"
"ibuk mau disini dulu sebentar kalian pergi aja duluan"
"yaudah kita tunggu di tukang bakso depan sana yaa bukk"
"iyaa"

langit jingga bersinar saat sang mentari perlahan meninggalkan bumi, saat sedang lahap memakan bakso bersama yosi, terdengar suara yang tidak asing di telinga senja
"Mass baksonya 1 bungkus yaa yang pedas" 
Senja menengok untuk memastikan asal suara itu , pupil matanya membesar dia tau suara itu tidak asing lagi adalah suara wanita misterius yang ditemuinya pagi tadi
"Hei mbaknya rupanya ngapain disini mbak ? lagi nyekar juga ?"
"ehh ada massnya, engga ini lagi beli makan saya kost di dekat-dekat sini kebetulan tadi lewat sekalian beli bakso buat makan malam"
"Ohh btw kita kan belum kenalan" sahut senja sambil menjulurkan tangannya 
"Ohh iyaa saya sampai lupa kenalan" jawab wanita itu
"senja"
"Wulan"
"hmm belum petang tapi wulannya udah muncul semesta sungguh penuh kejutan"
"haha bisa saja kamu, ngomong-ngomong kamu sudah berkeluarga yaa?"
"aku ?? ohh pasti maksudmu yosi ya ( sambil merangkul yosi), ini adik perempuanku apa aku setua itu yaa ?" jawab senja tersenyum
wulan tertawa " engga kok cuma sedikit"
"sedikit lebih tua?"
"Sedikit mirip OM-OM" sahut wulan menahan tawa
"baru kenal sudah dihina"
"Hehe becanda, kamu lagi ngapain disini?"
"aku lagi ngerayain ulang tahun pamanku"
"di kuburan ?"
"iyaa dia meninggal 3 tahun lalu, tiap tahun aku dan ibukku, merayakan ulang tahun beliau disini"
"Neng ini baksonya udah jadi" sahut pedagang bakso sambil memberikan pesanan wulan
"ehh iyaa mas makasi"
"kamu mau balik sekarang ?"
"iyaa jaa udah sore juga, ngomong-ngomong ibumu mana?"
"dia masih di makam paman"
"ohh gitu yaudah deh aku balik dulu yaa"
"iyaa lan hati-hati yaa"
saat wulan mulai berjalan pulang menjauhi senja dan yosi tiba-tiba senja bangun dan memanggil wulan
"wulaan...... (panggil senja dari belakang) kita masih bisa ketemu lagi gak ?"
"Setiap hari kamu bisa ketemu aku di minimarket"
"Di luar jam kerja misalnya ?"
"maksudmu?"
"boleh tau no hpmu?"
"buat apa ?"
"siapa tau kamu mau bakso lagi"
"kamu jualan bakso"
"tidak aku yang bawakan"
wulan tertawa "okee ini cara merayu wanita yang antimainstream sih" sambil menahan tawanya wulan memberikan no hpnya yang langsung di catat oleh senja
"okee nanti sampai rumah aku chat yaa"
"okeelah" jawab wulan


Malam selalu menjadi 2 hal yang bertolak belakang menyenangkan karna malam selalu menjadi tempat ternyaman untuk bermimpi  menyebalkan karna selalu menjadi tempat terakhir untuk merindu. Kedatangan wulan di kehidupan senja membuat malam-malamnya tak lagi sama kini malam yang tampak gelap dan dingin terasa hangat dan berwarna saat dilewati bersama wulan, seperti nelayan yang menemukan tempat berlabuhnya sekarang senja tidak lagi merasakan sendirian di tengah samudera kehidupan. hari-hari berat di kantornya semua hilang saat bertemu wulan sepulang kerja.

"jadi gimana hari ini?" tanya wulan
"seperti biasa boss ngomel-ngomel dan kita hanya bisa diam mendengar ocehannya"
"kamu gak bosen ?"
"sama kamu? yaa engga lah"
"ihh dasar dengan bossmu lah" jawab wulan mencubit lengan senja
"Aku sih rela denger ocehannya tiap hari asal pulangnya ketemu kamu"
"kalo aku gak mau ketemu?"
"jangan nanti kamu kangen"
"Dasarr! Aku bilangnya kamu jaa"
"Aku juga kangen lan"
"ihh ngomong sama kamu gak pernah bener"
" kalo bener aku dapat apa?"
"dapat ini nihh" kata wulan sambil menunjukan jari tengahnya
"jari manis kamu aja boleh?"
"mau ngapain sama jari manisku?"
"aku pasangin cincin"
seketika wajah wulan memerah dia tau senja menaruh harap padanya namun di sisi lain wulan sudah punya arya lelaki yang sudah menamaninya setahun belakangan
"Jaa kamu kan tau aku udah punya pacar"
"Baru pacar kan?"
"kamu gak takut kecewa?"
"yang aku takutkan melewatkanmu"
"Dasarr terserah kamu aja dehh"

Semakin hari rasa semakin tumbuh pada sepasang manusia itu, senja mengangap wulan adalah rumah tempat ternyamannya untuk pulang sementara bagi wulan arya masih menjadi tempat ternyamannya untuk pulang

Hari ini kantor libur, saat semua orang sedang bingung merencanakan libur akhir pekan mereka senja justru asik membaca buku di rumah menurutnya weekend sama saja dengan liburan dijalan karna pasti semua tempat penuh dan jalanan jadi ramai.
"Heii sudah pulang kerja ?" tulis senja dalam sebuah pesan singkat
"Ini mau pulang sebentar lagi"
"kabari kalo sudah sampai yaa"
"Mau apa ?"
"Mau aku culik" jawab senja
"penculik macam apa yang bilang dulu sebelum beraksi?"
"penculik yang tau rencananya pasti berhasil"
Wulan hanya tersenyum dan bergegas pulang melihat tulisan itu, senja seolah selalu mempunya jawaban yang penuh kejutan yang bisa membuatnya selalu menunggu-nunggu cerita apalagi yang akan dibuatnya besok.

"aku sudah sampai" balas wulan
"kamu sudah siap?" jawab senja 30 menit kemudian
"siap untuk apa?"
"aku culik"
"maksudmu?"
"cepat keluar aku sudah lumutan menunggumu"
wulan lalu keluar dari kamar kostnya melihat sosok pria yang selalu membuatnya kehabisan kata-kata
"sejak kapan kamu disini?"
"sejak aku membuat rumah disini"
"kamu pindah rumah? dimana ?"
"disitu" jawab senja sambil menunjuk ke arah wulan
"aku?"
senja hanya membalas dengan senyuman
"ayoo kita berangkat!"
"tunggu dulu aku belum mandi"
"gausah mana ada orang diculik minta izin mandi"
"aduhhh mukakku lagi kucel malu diliat orang"
"bagus dong"
"apanya yang bagus?"
"jadi aku gak perlu marah kalo ada yang ngelirik kamu"
"senjaaa !!!"
"ambil helm dan jaketmu sekarang"

Melihat wajah senja yang bersemangat wulan akhirnya luluh menurutinya untuk diajak pergi entah ke tempat macam apa rasanya kalau bersama orang ini dia akan merasa aman

"kamu bisa aku laporin polisi loh karna telah menculik gadis cantik tak berdosa" kata wulan sambil membuka kaca helmnya
"Korban macam apa yang sukarela naik motor si penculik sambil meluk pula" jawab senja terkekeh
"Ihh kamu tuh bisa aja jawabnya yaa" sahut wulan sambil mecubit lengan senja
"Marahnya bisa gak nyubit gak sakit tauu"
"abiss kamu ngeselin sih"
"kesel tapi sayang kan"
"sayang dengkulmu!"
"kita berhenti di depan minimart dulu yaa"
"mau godain pegawainya lagi? gak cukup godain 1 aja?"
"idihh malah cemburu.. punya 1 aja susah gimana 2, aku cuma mau beli makanan mau ikut?"
"engga aku nunggu disini aja"
beberapa menit kemudian senja datang dengan membawa banyak makanan
"kamu yakin bisa makan semua ini?"
"bukan buat aku"
"terus?"
"udah kamu liat aja dulu"

Langit sudah mulai memerah garis cakrawala mulai terlihat di bawah langit kota denpasar senja tak lagi sendiri karna bulan selalu mengikutinya

"Udah sampai ?'
"udah ayo turun"
Senja memarkirkan motor tepat di depan rumah yang bertuliskan Panti asuhan tunas
"mau ngapain kesini?"
"udah ikut aja dulu" kata senja sambil membuka pintu gerbang
"ehh ada kak senja" sahut salah satu anak panti asuhan
"Buk Arninya ada tang?"
"itu lagi didalem kak, ciehh itu pacarnya ya kak?" kata anak itu sambil melirik wulan
"Calon pacar" jawab senja dengan percaya diri. sementara wulan hanya bisa memasang senyum yang terpaksa
"kenalin ini wulan" kata senja memperkenalkan wulan
"haii adik cantik namanya siapa" tanya wulan
"Bintang kak"
"ini kakak bawa makanan kamu bagiin buat yang lain juga yaa tang" kata senja sambil menyerahkan beberapa bungkusan yang sudah dibelinya tadi
"wahh makasi yaa kak"
"kamu sering kesini ?" tanya wulan
"lumayan, dulu waktu kuliah aku sering main kesini"
"Ehh ada senja masuk dulu yukk" sapa ibuk arni salah seorang pengurus panti asuhan itu
"iyaa buk" jawab senja sambil menarik tangan wulan
"itu tangan pacarnya gak mau di lepas takut diambil orang yaa?" tanya ibuk rani tersenyum
wulan lalu menyahut " bukan pacar buk"
lalu di potong oleh senja " baru calon buk"
"oalahh kalian ini ada-ada saja" jawab buk rani terkekeh
"doain ya bukk"
"yowiss toh ibuk doain yang terbaik"
Hari itu mereka menghabiskan sepanjang malam bermain dan berkumpul bersama anak-anak panti asuhan, di tengah malam yang terlampau dingin ada hangat yang memancar dari senyum para penerus bangsa.
Sudah hampir 3 tahun sejak terkahir kali wulan mengiyakan tawaran arya untuk menjadi pacarnya, namun karna kondisi mereka harus terpisah jarak antara denpasar dan buleleng.
Pagi itu senja sudah menunggu wulan di depan pintu kost rencananya hari ini dia akan mengantar wulan pergi kerja.

"Gimana udah belum?"
"udah apanya?
"Menyukaiku"
"Belum" jawab wulan singkat berusaha terlihat biasa saja
"Kalo besok?"
"Gak tau, kamu kenapa bisa suka sama aku?"
"Emang kalo sayang sama orang harus ada alasannya?"
"iyalahh"
"Terus kalo alasan itu hilang sayangnya juga hiang gitu?"
"yaa gak gitu juga jaa"
"Gimana kamu sama arya ?"
"baik aja kok, kenapa?
"kamu percaya LDR ?"
"Iyaa percaya lah buktinya aku udah 3 tahun pacaran"
"Kamu yakin dia gak macem-macem disana?"
"Gak lah tiap hari kami saling komunikasi,chatt,video call lagian orang tua kami juga udah tau soal hubungan ini"
"LDR itu bullshit lan"
"kamu gak percaya LDR?"
"Tidak sama sekali, menurutku sesering apapun kamu chat,video call, atau nelpone gak akan bisa ngalahin sentuhan fisik lan"
"kayak kamu pernah LDR aja"
"Buktinya sekarang kamu aku anter kerja,aku ajak jalan, semua itu karna kamu butuh perhatian nyata kan lan?"
"Terus kenapa kamu masih mau deketin aku? aku kn udah punya pacar ini bakalan sia-sia"
"Gak lan gak ada yang sia-sia didunia ini selagi kamu bisa dapat sesuatu yang bisa di pelajari dari sana"
"apa yang kamu pelajari?"
"Bersabar"

Kata-kata dari senja selalu terngiang di kepalan wulan sepanjang hari dia hanya memikirkan ucapan senja tadi pagi "apa yang aku lakukan ini salah? astagaa apa yang harus aku lakukan pria sebaik dia tidak seharusnya dipertemukan denganku".
Senja sudah menunggu di depan minimarket terlihat wulan yang baru keluar dari pintu
"heii gimana hari ini?"
"baik" jawab wulan dengan singkat langsung melewati senja
senja lalu mengejar wulan " kamu ada masalah?"
"enggak kok"
"ini pakai dulu helmnya"
"aku udah pesen ojek online kamu pulang duluan saja"
"kok malah sama ojek ? kan aku yang harusnya ngantar kamu pulang"
"sejak kapan itu semua jadi tugasmu?"
"kok kamu jadi berubah gini sih?"
"aku masih sama"
lalu beberapa menit kemudian datang seorang pria paruh baya
"dengan mbak wulan?"
"iyaa pak tolong anter saya pulang yaa"
"siap mbak, ini pakai dulu helmnya
"lann kamu gak bisa gitu aja ninggalin aku dong"
"mbak itu pacarnya gak dijawab dulu" tanya driver ojek
"engga pak dia bukan pacar saya, udah jalan aja"
hari itu wulan lalu pergi meninggalkan senja dengan penuh keraguan dan sejuta pertanyaan, tidak ada lagi balasan chat dari wulan setiap senja berusaha menghubunginya wulan selalu tidak menjawab, berulang kali dia datang ke toko tapi wulan hanya diam dan mengabaikannya. wulan sadar semakin lama dia bersama senja semakin sulit untuk melepaskan perasaan itu sementara disisi lain hatinya masih untuk arya.

Setiap malam senja hanya mengurung diri di kamar entah apa yang dia lakukan sampai harus melewatkan makan malam bersama ibu dan adiknya dia lebih memilih menyendiri dan menyembunyikan kesedihan itu dari ibunya
"kamu kenapa nak?" tanya ibu yang melihat senja hanya menatapi layar laptopnya
"Ini lagi ngerjain tugas kantor nih bukk"
"lohh kalok cuma di liatin aja mana bisa kelar kerjaannya, pasti ada sesuatu yaa?"
"Hmm sebenarnya senja lagi bingung sih bukk"
"bingung kenapa nak??
"Apa salah yaa kita sayang sama orang yang udah punya pacar?"
"Ihh anak ibuk sudah tau cinta-cintaan" jawab ibu terkekeh menggoda senja
"Ahh ibuk senja serius nih"
"Kalo sayang sama siapa saja sih gak salah, sayang sama hewanpun boleh-boleh saja, kamu tau kita hidup ini kan untuk saling menyayangi cuma yang harus kamu tau yang paling penting dari menyayangi mahluk hidup itu keikhlasan, misalnya kamu sayang sama dia yaa sayang aja jangan berharap balasan atau memaksa dia buat sayang sama kamu juga,kunci dari cinta itu ya keihlasan.
"terus senja harus gimana dong buk?"
"yaa kalo memang dia gak sayang sama kamu lanjutin hidup kamu dong jangan bengong begini, waktu itu lebih mahal dari uang"
"tapi senja bingung antara dia memang beneran sayang apa engga soalnya dia kayak ngasi harapan ke senja"
" Kalo itu kamu harus cari tahu sendiri jawabannya"
"caranya?"
"ngomong dong sama dia tanyak langsung"
"hmmm iyaa deh bukk"
"yaudah sana kerjain dulu tugasmu habis itu jangan lupa makan yaa"
"iyaa bukk"
ibu senja berjalan meninggalkan kamar senja
"bukk"
"iyaa ada apa lagi?"
"makasi yaa"
ibunya hanya membalas dengan senyuman

Pagi ini senja berniat akan mencari tahu jawaban itu dan akan langsung datang ke toko pulang kerja nanti
"pagii mas senjaa" ucap bayu yang juga baru sampai tempat kerja
"ehh ada bayu, tumben ngucapin selamat pagi, mau minjem duit yaa?"
"enak aja saya lagi senang nih kemarin liverpol menang"
"wahh hebat-hebat terus gimana?"
"lumayan dapat 500rb hehe"
"kayaknya utang-utang buk sumi bakal dilunasin nih" buk sumi adalah ibuk kantin di kantor senja
"ehh jangan keras-keras dong malu kalo didengar yang lain"
"hehehe maaf mass "
"kamu gimana sama wulan?"
"Bingung mas"
"bingung kenapa? bukannya kalian sering jalan bareng?"
"iyaa sihh tapi ada yang mau saya pastikan dari dia"
"apa lagi yang mau dipastikan?"
"ada deh mass"
"okee sukses yaa kalo gitu"
"iyaa mass amin"

Sore itu senja pulang lebih awal untuk menemui wulan di toko
"ada lagi yang mau di beli mas"
"engga ini saja mbak"
"ini mass kembaliannya"
"iyaa makasi mbak, ngomong-ngomong wulannya kemana ya mbak ? bukannya sekarang jadwalnya dia kerja?"
"ohh kebetulan dia lagi sakit mas jadi saya yang gantikan untuk sementara"
"ohh gitu makasi ya mbak"

Senja lalu berangkat menuju kost wulan "kenapa dia tidak bilang lagi sakit padahal tinggal di denpasar sendirian huhh dasar keras kepala"
saat beberapa meter dari kost wulan senja melihat seorang peria yang menunggu di depan pagar kost wulan. dia lalu memelankan laju motornya "sepertinya aku pernah lihat wajahnya tapi di mana yaa" (pikir senja dalam hati). kemudian wulan keluar dan langsung memeluk pria itu dengan tangis bahagia "iyaa aku baru ingat itu arya yang aku lihat di ponselnya wulan". senja memberhentikan motornya sepertinya keberadaannya tidak di ketahui oleh wulan. raut wajah bahagia wulan terpancar saat bertemu arya seolah sakit yang selama ini tidak bisa dia sembuhkan lenyap saat bertemu arya. senja tersenyum melihat ke dua orang yang saling mencintai itu akhirnya bertemu "akhirnya aku tau jawabannya" dia kemudian memutar balik motornya untuk kembali pulang tidak ada kesedihan yang terlihat diwajah senja semua sudah jelas wulan sudah menemukan rumahnya.
Hal terbaik dari mencintai seseorang adalah membiarkannya bahagia dengan pilihannya sendiri.



4 Comments